tanah grumusol
5. Tanah Humus
humus
adalah tanah hasil pelapukan tumbuh-tumbuhan (bahan organik). Tanah humus
ini sangat subur dan cocok untuk lahan pertanian, warnanya kehitaman. Tanah
jenis ini terdapat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
6. Tanah Inceptisol
Inceptisol adalah tanah yang
terbentuk dari batuan beku, sedimen, atau metamorf masam atau basa. Inceptisol
memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu adanya horizon kambik , dimana
terdapat horizon penumpukan liat <20% dari horizon diatasnya, tanah yang
mulai berkembang tetapi belum matang yang ditandai oleh perkembangan profil
yang lebih lemah, mencakup tanah sulfat masam (Sulfaquept) yang mengandung
horison sulfurik yang sangat masam, tanah sawah(aquept) dan tanah latosol.
Tanah jenis ini banyak terdapat di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Sebagain
besar tanah ini ditanami palawija (jawa) dan hutan/semak belukar (sumatera dan
Kalimantan).
7. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah yang
banyak mengandung zat besi dan aluminium. Karena tua sekali maka tanah ini
sudah tidak subur lagi. Tanah laterit berwarna merah muda sehingga disebut pula
tanah merah.
Tanah jenis ini banyak terdapat di daerah Jawa Timur, Jawa Barat,
Kalimantan Barat dan Lampung
tanah laterit
8. Tanah Latosol
Latosol adalah tanah yang terbentuk
dari batuan beku,sedimen,dan metafomorf. Tanah latosol memiliki ciri-ciri
yaitu, merupakan jenis tanah yang telah berkembang atau terjadi deferensiasi
horison, solum dalam, tekstur lempung, warna coklat, merah hingga kuning,
tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 3000 mm/tahun,
ketinggian tempat berkisar antara 300-1000 meter di atas permukaan laut, mudah
menyerap air, memiliki pH 6 – 7 (netral) hingga asam, memiliki zat fosfat yang
mudah bersenyawa dengan unsur besi dan aluminium, kadar humusnya mudah menurun.
Tanah ini tersebar di kawasan Bukit Barisan (Sumatra), Jawa, Kalimantan Timur
dan Selatan, Bali, Papua, dan Sulawesi.
9. Tanah Litosol
Tanah litosol belum lama mengalami
perkembangan tanah, akibat pengaruh iklim yang lemah, letusan vulkan, atau
topografi yang terlalu miring atau bergelombang. Tanah litosol harus diusahakan
agar dipercepat pembentukan tanahnya, antara lain dengna penghutanan atau
tindakan lain untuk mempercepat proses pelapukan.
Tanah jenis ini
merupakan tanah mineral dengan sedikit perkembanan profil, tekstur tanah
beraneka dan pada umumnya berpasir, tidak bertekstur, warna, kandungan batu,
kerikil dan kesuburan bervariasi. Litosol dapat dijumpai di segala iklim,
umumnya di topografi berbukit, pegunungan, dan kemiringan lereng miring hingga
curam.
Tanah litosol terdapat di daerah pegunungan kapur dan daerah karst
di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, dan Maluku Selatan.
10. Tanah Kapur
Tanah kapur adalah tanah yang
berasal dari batuan kapur yang pada umumnya terdapat di daerah pegunungan kapur
dan berumur tua. Tanah ini tidak subur, tetapi masih dapat ditanami pohon jati,
seperti daerah hutan jati di Pegunungan Kendeng, Blora, Jawa Tengah, dan di
Pegunungan Sewu, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Persebarannya banyak terdapat di
daerah pegunungan kapur, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Jawa
Barat, Sulawesi, Maluku dan Sumatera.
11. Tanah Mergel
Tanah mergel
adalah tanah yang terjadi dari campuran batuan kapur, pasir dan tanah liat.
Pembentukan tanah mergel dipengaruhi oleh hujan yang tidak merata sepanjang
tahun.
Tanah mergel termasuk jenis tanah yang subur dan banyak terdapat di
lereng pegunungan dan dataran rendah, misalnya Solo (Jawa Tengah), Madiun, dan
Kediri (Jawa Timur).
12. Tanah Organosol
Tanah organosol adalah tanah yang
terjadi dari bahan induk organik, seperti gambut dan rumput rawa pada iklim
basah dengan curah hujan lebih dari 2.500 mm/tahun. Tanah ini mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut, yaitu tidak tejadi deferensiasi horison secara
jelas, ketebalan lebih dari 0,5 m, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu
lempung, tidak berstruktur, konsistensi agak lekat, kandungan organik lebih
dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur
pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4,0), dan kandungan unsur hara rendah.
Jenis
tanah ini terdapat di Jawa, daerah pasang surut di daratan Timur Sumatra,
pantai Kalimantan bagian barat dan selatan, serta pantai Papua (Irian jaya)
bagian barat dan selatan yang kesemuanya kaya akan unsur hara.
13. Tanah Oxisol
Oxisol adalah tanah yang kaya akan
besi dan aluminium oksida. Tanah jenis ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut,
yaitu solum yang dangkal, kurang dari 1 meter, kaya akan seskuioksida yang
telah mengalami pelapukan lanjut, adanya horizon oksik pada kedalaman kurang
dari 1,5 m, susunan horison A, B, dan C dengan horizon B spesifik berwarna
merah kuning sampai kuning coklat dan bertekstur paling halus liat, mengandung
konkresi Fe/Mn lapisan kuarsa.
Banyak digunakan untuk perladangan, pertanian
subsisten pengembalaan dengan intensitas rendah, dan perkebunan yang intensif
seperti perkebunan tebu, nanas, pisang dan kopi. Tanah jenis ini tersebar di
daerah tropik basah.
14. Tanah Padas
Tanah padas
adalah tanah yang amat padat, karena mineral di dalamnya dikeluarkan oleh air
yang terdapat di lapisan tanah sebelah atasnya. Sebenarnya tanah padas tidak dapat
dikatakan tanah, karena tanah telah hilang dan sisanya terdiri dari lapukan
batuan induk. Kandungan organik tanah ini rendah bahkan hampir tidak ada dan
peka terhadap erosi. Jenis tanah ini terdapat
hampir di seluruh wilayah Indonesia.
15. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang
berasal dari batu pasir yang telah melapuk. Tanah ini sangat miskin, tidak
berstruktur, sedikit mengandung bahan organik dan kadar air di dalamnya sangat
sedikit. Tanah pasir terdapat di pantai barat Sumatra Barat, Jawa Timur, dan
Sulawesi. Tanah pasir yang terdapat di pantai berpasir disebut sand
dune. Di daerah ini dipengaruhi oleh angin, seperti bukit pasir di
Pantai Parangtritis, Yogyakarta.
16. Tanah Podsol
Tanah podsol terbentuk karena
pengaruh curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah. Tanah podsol
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, yaitu jenis tanah ini tidak mempunyai
perkembangan profil, tekstur lempung hingga pasir, kandungan pasir kuarsanya
tinggi, kesuburannya rendah dan warnanya kuning dan kuning kelabu.
Penyebarannya di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun
tanpa bulan kering. Misalnya daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan Irian
Jaya.
17. Tanah Podzolik Merah Kuning
Tanah podzolik merah kuning
merupakan jenis tanah yang memiliki persebaran terluas di Indonesia. Berasal dari
bahan induk batuan kuarsa di zona iklim basah dengan curah hujan antara 2.500 –
3.000 mm/tahun. Sifatnya mudah basah dan mudah mengalami pencucian oleh air
hujan, sehingga kesuburannya berkurang.
Dengan pemupukan yang teratur, jenis
tanah ini dapat dimanfaatkan untuk persawahan dan perkebunan. Tersebar di
dataran-dataran tinggi Sumatra, Sulawesi, Papua, Kalimantan, Jawa Barat,
Maluku, dan Nusa Tenggara.
18. Tanah Regosol
Tanah regosol adalah tanah yang
terbentuk akibat pelapukan batuan yang mengandung abu vulkanik, pasir pantai
dan nafal. Ciri-cirinya yaitu, Tanah regosol merupakan hasil erupsi gunung
berapi, Jenis tanah masih muda, belum mengalami deferensiasi horison, bersifat
subur, berbutir kasar, berwarna keabuan, kaya unsur hara, pH 6 – 7, cenderung
gembur, kemampuan menyerap air tinggi, dan mudah tererosi.
Persebaran jenis
tanah ini di Indonesia terdapat di setiap pulau yang memiliki gunung api, baik
yang masih aktif ataupun yang sudah mati. Seperti Jawa, Sumatra, dan Madura.
Banyak dimanfaatkan untuk lahan pertanian.
19. Tanah Rendzina
Tanah
rendzina tersebar tidak begitu luas di beberapa pulau Indonesia. Berdasarkan
luasannya, daerah-daerah di Indonesia yang memiliki jenis tanah ini adalah
Maluku, Papua, Aceh, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Pegunungan Kapur di Jawa.
Rendzina memiliki ciri-ciri yaitu, merupakan tanah padang rumput yang tipis
berwarna gelap, terbentuk dari kapur lunak, batu-batuan mergel, dan gips. Pada
umumnya memiliki kandungan Ca dan Mg yang tinggi dengan pH antara 7,5 – 8,5 dan
peka terhadap erosi. Jenis tanah ini kurang bagus untuk lahan pertanian,
sehingga dibudidayakan untuk tanaman-tanaman keras semusim dan palawija.
20. Tanah Ultisol
Ultisol adalah tanah asam dengan
lapisan yang dalam, terbentuk di hutan dan terdiri dari tanah liat. Ciri-ciri
tanah ini yaitu, kandungan bahan organik, kenjenuhan basa dan pH rendah (pH
4,2-4,8), terjadi proses podsolisasi: proses pecucian bahan organik dan
seskuioksida dimana terjadi penimbunan Fe dan Al dan Si tercui, bahan induk
seringkali berbecak kuning, merah dan kelabu tak begitu dalam tersusun atas
batuan bersilika, batu lapis, batu pasir, dan batu liat, terbentuk dalam daerah
iklim seperti Latosol, perbedaan karena bahan induk : Latosol terutama berasal
dari batuan volkanik basa dan intermediate, sedang tanah Ultisol berasal dari
batuan beku dan tuff.
Tanah yang paling luas penyebarannya di Indonesia:
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan sebagian Jawa . Sebaiknya tanah ini
dihutankan atau untuk perkebunan seperti : kelapa sawit, karet dan nanas.
21. Tanah Vertisol
Vertisol adalah tanah liat tinggi yang
mengembang pada waktu basah dan pecah-pecah pada waktu kering.
Ciri-ciri dari tanah ini yaitu, solum yang dangkal, kurang dari 1 meter, kaya
akan seskuioksida yang telah mengalami pelapukan lanjut, adanya horizon oksik
pada kedalaman kurang dari 1,5 m, susunan horison A, B, dan C dengan horizon B
spesifik berwarna merah kuning sampai kuning coklat dan bertekstur paling halus
liat, mengandung konkresi Fe/Mn lapisan kuarsa.
Banyak digunakan untuk
perladangan, pertanian subsisten pengembalaan dengan intensitas rendah, dan
perkebunan yang intensif seperti perkebunan tebu, nanas, pisang dan kopi. Tanah
ini tersebar di daerah dengan musim kering musiman.
22. Tanah Vulkanis
Tanah vulkanis adalah tanah yang
berasal dari pelapukan batuan-batuan vulkanis, baik dari lava/batu yang telah
membeku (effusi) maupun dari abu vulkanis yang telah membeku (efflata). Daerah
pembekuan lava tidak begitu luas dibanding daerah abu vulkanis. Contoh tanah
vulkanis, yaitu tanah tuff yang terbentuk dari abu gunung api dan bersifat
sangat subur.
Tanah tuff terdapat di Lampung, palembang, dan Sumatra Barat,
sedangkan daerah yang terkena letusan gunung berapi terisi abu vulkanis,
seperti Bandung, Garut, dan sekitarnya baik untuk jenis pertanian karena sangat
subur. Tanah vulkanis terdapat di Jawa, Sumatra, Bali, dan beberapa wilayah
lain yang memiliki gunung api.
23. Tanah Hidromorf Kelabu
Tanah hidromorf kelabu terbentuk
akibat pelapukan batuan tufa vulkanik asam dan batu pasir.
Jenis tanah ini
perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi yang berupa
dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air dan warna kelabu
kekuningan.
| | | | |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
tanah podsol itu ada tanaman yang cocok gak???
ReplyDelete